![]() |
Foto: B.M. Diah (sumber ensiklopedia) |
Makassar, Sulawesi Selatan – Nama B.M. Diah mungkin tak begitu familiar bagi generasi muda. Namun, bagi mereka yang mengenal sejarah pers Indonesia, nama ini adalah legenda. Boedi Moeljono Diah, atau yang lebih dikenal sebagai B.M. Diah, adalah seorang jurnalis, diplomat, dan penulis kenamaan yang telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan jurnalistik dan diplomasi Indonesia. Ia wafat pada tahun 2000, namun warisannya tetap menginspirasi hingga kini.
Lahir di Surakarta pada tahun 1918, B.M. Diah memulai karier jurnalistiknya sejak usia muda. Ia terlibat aktif dalam berbagai media, baik cetak maupun elektronik, dan dikenal karena gaya penulisannya yang tajam, lugas, dan kritis. Di masa perjuangan kemerdekaan, B.M. Diah berperan penting dalam menyebarkan informasi dan membangkitkan semangat nasionalisme melalui tulisan-tulisannya. Ia bahkan pernah menjadi editor surat kabar Asia Raya, sebuah media yang sangat berpengaruh pada masa itu.
Setelah Indonesia merdeka, B.M. Diah terus berkiprah di dunia jurnalistik dan diplomasi. Ia menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk berbagai negara, menunjukkan kemampuannya dalam bernegosiasi dan mewakili kepentingan Indonesia di kancah internasional. Pengalamannya ini kemudian dituangkannya dalam berbagai tulisan dan buku, yang menjadi sumber referensi penting bagi para peneliti dan akademisi.
Kontribusi B.M. Diah tak hanya terbatas pada karya-karyanya. Ia juga dikenal sebagai seorang mentor bagi banyak jurnalis muda. Dedikasi dan pengalamannya telah membentuk banyak jurnalis handal yang kini berkiprah di berbagai media di Indonesia. Keahliannya dalam menganalisis situasi politik dan internasional serta kemampuannya dalam menulis yang tajam dan lugas menjadi ciri khasnya.
Meskipun telah lama berpulang, pemikiran dan karya-karya B.M. Diah tetap relevan hingga saat ini. Dalam era informasi yang serba cepat dan mudah diakses seperti sekarang ini, penting bagi kita untuk mengingat kembali nilai-nilai jurnalisme yang dipegang teguh oleh B.M. Diah, yaitu kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab. Ia mengajarkan kita pentingnya jurnalisme yang bermartabat dan berpihak pada kebenaran.
Sebagai penutup, kita patut mengenang dan menghargai jasa-jasa B.M. Diah bagi bangsa dan negara. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam memajukan dunia jurnalistik Indonesia. Semoga semangat dan dedikasinya tetap hidup dan menginspirasi kita semua.